Jakarta — pttogel Warga Jakarta dan para wisatawan yang tengah menikmati suasana di kawasan Monumen Nasional (Monas) dikejutkan dengan kehadiran puluhan robot yang mengenakan atribut mirip kepolisian. Robot-robot tersebut tampak mondar-mandir dengan gerakan teratur dan sesekali menyapa pengunjung menggunakan suara otomatis. Fenomena unik ini langsung menarik perhatian banyak orang dan menjadi bahan pembicaraan di media sosial.
Lantas, apa sebenarnya yang terjadi? Apakah ini bagian dari pelatihan teknologi baru untuk kepolisian? Atau sebuah kampanye kreatif dari institusi tertentu?
Teknologi dan Keamanan Jadi Sorotan
Kehadiran robot-robot dengan atribut polisi ini bukanlah tanpa maksud. Menurut keterangan resmi dari pihak penyelenggara, aksi tersebut merupakan bagian dari demonstrasi teknologi keamanan canggih dalam rangka Smart Policing Expo 2025 yang diselenggarakan oleh Mabes Polri bekerja sama dengan sejumlah universitas dan perusahaan teknologi nasional maupun internasional.
Acara ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana teknologi kecerdasan buatan (AI), robotika, dan sistem keamanan pintar dapat diterapkan dalam menjaga ketertiban masyarakat di masa depan. Robot-robot tersebut dilengkapi dengan sensor gerak, kamera 360 derajat, serta sistem pengenal wajah yang bisa mendeteksi aktivitas mencurigakan di tengah keramaian.
Respons Publik: Takjub dan Penasaran
Banyak pengunjung Monas yang tampak takjub dengan penampilan robot-robot tersebut. Sebagian besar dari mereka memanfaatkan momen ini untuk berfoto dan merekam video. Beberapa anak-anak bahkan terlihat mengikuti robot yang sedang berjalan dan menirukan gerakannya.
“Saya kira tadi itu cosplay atau event film. Ternyata benar-benar robot! Keren banget teknologinya, apalagi bisa bicara dan memberi arahan ke pengunjung,” kata Sari (35), seorang ibu rumah tangga asal Bekasi.
Tak sedikit pula yang menyuarakan kekaguman terhadap kemajuan teknologi yang kini mulai dilirik oleh institusi keamanan seperti Polri. Namun di sisi lain, ada juga yang mengungkapkan kekhawatiran soal privasi dan potensi penyalahgunaan teknologi pengawasan.
Fungsi dan Spesifikasi Robot
Robot-robot polisi yang tampil di Monas memiliki fungsi yang beragam, mulai dari patroli, memberikan arahan kepada masyarakat, hingga mendeteksi potensi bahaya melalui teknologi AI. Beberapa di antaranya bahkan mampu berkomunikasi dalam dua bahasa: Indonesia dan Inggris.
Berikut beberapa fitur utama dari robot tersebut:
-
Sistem Navigasi Otomatis: Memungkinkan robot berjalan sesuai jalur yang telah diprogram tanpa menabrak orang atau benda di sekitarnya.
-
Pengenalan Wajah (Facial Recognition): Untuk mendeteksi identitas orang-orang yang masuk dalam daftar pengawasan (watchlist).
-
Pendeteksi Emosi dan Gerak Tubuh: Memberi sinyal kepada pusat komando jika terdeteksi gerakan mencurigakan.
-
Pengeras Suara dan Layar Interaktif: Digunakan untuk menyampaikan pesan keamanan atau peringatan kepada masyarakat.
Robot-robot ini dirancang oleh tim insinyur dari Institut Teknologi Bandung (ITB), bekerja sama dengan vendor teknologi dari Korea Selatan dan Jepang.
Pesan dari Polri
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen. Dedi Prasetyo, dalam konferensi pers menyatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari edukasi publik mengenai pentingnya inovasi teknologi dalam mendukung keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
“Robot-robot ini tidak akan menggantikan peran polisi, tapi menjadi pelengkap. Tujuan utamanya adalah meningkatkan respons cepat, efisiensi, dan pengawasan di tempat-tempat publik,” jelas Dedi.
Ia juga menegaskan bahwa data yang dikumpulkan oleh robot tidak akan disalahgunakan dan tetap mengikuti prinsip-prinsip privasi serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Rencana Penerapan di Masa Depan
Jika hasil uji coba ini dinilai berhasil, Polri menyatakan siap untuk mengembangkan robot-robot sejenis dan mulai mengujicobakan mereka di tempat-tempat lain seperti bandara, stasiun kereta, dan kawasan wisata lainnya. Proyek ini juga dinilai sebagai bagian dari langkah transformasi digital yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia untuk menghadapi era Revolusi Industri 5.0.
Penutup
Kehadiran robot-robot dengan atribut polisi di Monas bukan hanya menjadi tontonan menarik bagi masyarakat, tapi juga menandai babak baru dalam integrasi teknologi dan keamanan publik. Di tengah perkembangan zaman, kolaborasi antara manusia dan mesin bukan lagi sekadar angan-angan, melainkan kenyataan yang perlahan mulai diterapkan demi menciptakan kota yang lebih aman, efisien, dan futuristik.
Fenomena ini membuka ruang diskusi yang lebih luas tentang etika penggunaan teknologi canggih, sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia tak tertinggal dalam merespons tantangan zaman. Masa depan keamanan publik, tampaknya, akan diwarnai oleh sinergi antara polisi manusia dan rekan robotnya.
sumber artikel: www.tiryakioglumotosiklet.com