Fenomena mal sepi di berbagai kota besar Indonesia epictoto bukanlah hal baru. Namun, kondisi ini kini semakin terasa di sejumlah pusat perbelanjaan di Bekasi, Jawa Barat. Mal yang dulunya menjadi destinasi favorit keluarga, anak muda, hingga tempat nongkrong komunitas, kini tampak lengang. Banyak tenant yang berguguran, gerai tutup satu per satu, hingga menciptakan pemandangan yang kontras dengan kejayaan masa lalu.
Mal yang Dulu Ramai Kini Sepi
Jika kita menengok ke belakang, sekitar 10–15 tahun lalu, mal-mal di Bekasi seperti Summarecon Mall Bekasi, Metropolitan Mall, dan beberapa pusat belanja lainnya selalu ramai pengunjung. Setiap akhir pekan, tempat parkir penuh, restoran harus antre panjang, bahkan area hiburan seperti bioskop selalu dipadati penonton.
Kini, pemandangan itu berubah drastis. Di beberapa mal tertentu, terlihat lorong-lorong panjang yang kosong, tenant fashion dan kuliner yang sudah tutup, hingga toko dengan papan “For Rent” terpampang jelas.
baca juga: thaksin-shinawatra-dipenjara-danantara-buka-suara
Faktor Penyebab Mal Sepi
Fenomena ini tidak terjadi tanpa sebab. Ada beberapa faktor yang memengaruhi turunnya jumlah pengunjung mal di Bekasi:
-
Perubahan Pola Belanja ke Online
E-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada membuat masyarakat lebih memilih belanja online ketimbang datang langsung ke mal. Harga yang lebih murah, banyak promo, serta kemudahan pengiriman membuat mal kehilangan daya tarik sebagai pusat belanja utama. -
Biaya Operasional Tenant Tinggi
Banyak tenant mengeluhkan tingginya biaya sewa dan operasional di mal. Saat pengunjung berkurang, omzet tidak mampu menutup biaya tersebut, sehingga banyak tenant memilih hengkang. -
Kebiasaan Baru Pasca Pandemi
Pandemi COVID-19 mengubah kebiasaan masyarakat. Sejak pembatasan aktivitas beberapa tahun lalu, banyak orang terbiasa berbelanja online, bekerja dari rumah, hingga mencari hiburan melalui platform digital. Meski pandemi sudah berakhir, kebiasaan itu masih bertahan. -
Persaingan Gaya Hidup
Masyarakat Bekasi kini lebih banyak mencari hiburan di luar mal. Kafe, coworking space, tempat wisata alam, hingga pusat kuliner outdoor lebih diminati ketimbang sekadar jalan-jalan di pusat perbelanjaan.
Tenant Berguguran, Efek Domino Terjadi
Fenomena tenant yang berguguran memicu efek domino. Saat beberapa toko besar tutup, pengunjung semakin enggan datang karena pilihan berbelanja terbatas. Akibatnya, tenant lain pun ikut tertekan hingga akhirnya memutuskan keluar. Situasi ini membuat mal semakin sepi, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.
Di beberapa mal Bekasi, bahkan terlihat lantai-lantai kosong dengan hanya beberapa toko kecil yang masih bertahan. Restoran cepat saji yang dulunya jadi magnet utama kini pun mulai berkurang pengunjungnya.
Nasib Para Pekerja dan UMKM
Berkurangnya aktivitas di mal juga berdampak langsung pada pekerja dan UMKM. Banyak karyawan yang terpaksa dirumahkan karena toko tutup. UMKM yang awalnya mencoba membuka usaha di mal pun tak mampu bertahan lama akibat minimnya pembeli. Hal ini memengaruhi perekonomian lokal secara signifikan.
Apakah Mal Masih Bisa Bertahan?
Meski terlihat suram, bukan berarti mal di Bekasi tidak punya masa depan. Beberapa strategi yang mulai dilakukan antara lain:
-
Mengubah Konsep Mal Jadi Lifestyle Center
Mal tidak lagi hanya pusat belanja, melainkan pusat hiburan, kuliner, olahraga, dan aktivitas komunitas. -
Menghadirkan Event dan Atraksi
Event musik, pameran, hingga festival kuliner bisa menarik pengunjung kembali. -
Menyediakan Ruang untuk UMKM dan Brand Lokal
Dengan biaya sewa lebih terjangkau, UMKM dapat berkembang sekaligus menghidupkan suasana mal. -
Mengintegrasikan Offline dan Online
Tenant didorong untuk mengombinasikan penjualan offline dan online agar tetap relevan dengan tren belanja digital.
Penutup
Kondisi mal sepi di Bekasi menjadi cermin perubahan gaya hidup masyarakat modern. Jika dulu mal adalah simbol hiburan dan belanja keluarga, kini fungsinya harus bertransformasi agar tidak ditinggalkan. Tantangan berat memang menanti para pengelola, namun dengan inovasi yang tepat, mal masih bisa bangkit dan kembali menjadi destinasi utama bagi warga Bekasi.
sumber artikel: www.tiryakioglumotosiklet.com