Ternate (cvtogel) — Manajemen klub Malut United FC menyampaikan kecaman keras atas tindakan rasisme yang dialami pesepak bola nasional Yance Sayuri dalam beberapa hari terakhir. Serangan tersebut dilaporkan terjadi melalui media sosial setelah pertandingan liga, memicu gelombang dukungan dari sejumlah pemain, suporter, dan komunitas sepak bola nasional.
Dalam pernyataan resminya, manajemen menegaskan bahwa tindakan rasisme tidak dapat ditoleransi dalam bentuk apa pun. Mereka menekankan bahwa sepak bola seharusnya menjadi ruang inklusif yang menyatukan, bukan memecah belah.
“Kami mengecam keras tindakan rasis terhadap Yance Sayuri. Klub berdiri penuh di belakang pemain kami dan akan mengambil langkah-langkah untuk memastikan perlindungan serta kenyamanan dirinya,” ujar pejabat Malut United.
Klub Siapkan Langkah Hukum
Manajemen Malut United menyebut telah mengumpulkan bukti-bukti komentar bernada rasis yang diarahkan kepada Yance di berbagai platform daring. Klub akan melaporkan pelaku kepada pihak berwajib sesuai ketentuan Undang-Undang ITE dan aturan terkait ujaran kebencian.
“Kami tidak akan membiarkan tindakan seperti ini dibiarkan. Upaya hukum akan ditempuh agar pelaku dapat diproses,” tegas manajemen.
Dukungan Mengalir dari Rekan Pemain dan Suporter
Sejumlah pemain sepak bola nasional, termasuk rekan setim Yance, menyuarakan dukungan melalui media sosial dengan tagar #StopRacism dan #KamiBersamaYance. Para suporter Malut United juga menggelar kampanye solidaritas untuk menunjukkan bahwa rasisme tidak memiliki tempat dalam sepak bola Indonesia.
“Yance adalah bagian keluarga besar kami. Dukungan ini menunjukkan bahwa sepak bola Indonesia menolak keras diskriminasi,” kata salah satu pemain.
PSSI dan Operator Liga Diminta Bertindak Tegas
Manajemen Malut United berharap federasi sepak bola Indonesia, PSSI, serta operator liga meningkatkan upaya pencegahan dan penindakan terhadap kasus rasisme, baik di stadion maupun ranah digital. Mereka menilai perlu ada garis tegas yang diterapkan untuk menciptakan kompetisi yang sehat dan aman bagi seluruh pemain.
Beberapa pemerhati sepak bola juga menyampaikan bahwa insiden seperti ini harus menjadi momentum pembenahan regulasi disiplin dan edukasi publik mengenai anti-diskriminasi.
Yance Sayuri Pilih Fokus pada Permainan
Meski menjadi korban serangan rasisme, Yance Sayuri dikabarkan tetap tenang dan memilih fokus pada persiapan pertandingan berikutnya. Ia menyampaikan terima kasih atas dukungan besar dari klub, rekan-rekan pemain, dan masyarakat.
“Saya hanya ingin bermain dan memberikan yang terbaik. Terima kasih untuk semua yang sudah mendukung,” ungkapnya singkat melalui pihak klub.
Seruan untuk Mengakhiri Rasisme di Sepak Bola
Kasus ini kembali menjadi pengingat bahwa isu rasisme masih menjadi tantangan dalam dunia olahraga. Para pengamat menilai pentingnya edukasi berkelanjutan dan sistem pengawasan yang kuat untuk mencegah kejadian serupa.
Malut United menutup pernyataan resminya dengan menyerukan persatuan:
“Sepak bola milik semua orang. Mari kita ciptakan ruang yang aman, ramah, dan inklusif.”
