JAKARTA, DETIKRELIGI (delapantoto) — Umat Hindu di Ibu Kota Jakarta merayakan Hari Raya Galungan dengan penuh suka cita dan khidmat pada Rabu, 19 November 2025. Galungan adalah hari raya besar yang dirayakan setiap 210 hari sekali (berdasarkan kalender Bali/Pawukon), yang menandai kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan).
Pusat perayaan dan persembahyangan massal di Jakarta dipusatkan di Pura Agung Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, sejak pagi hari.
Persembahyangan Khidmat di Tengah Ibu Kota
Meskipun jauh dari Bali, nuansa Galungan terasa kental di Jakarta dengan hiasan penjor (tiang bambu melengkung yang dihias) di berbagai Pura dan rumah-rumah umat Hindu.
Pusat Kegiatan: Ratusan umat Hindu dari berbagai wilayah Jakarta memadati Pura Agung Aditya Jaya. Persembahyangan dilaksanakan dalam beberapa sesi untuk mengakomodasi jumlah umat dan menjaga kekhusyukan.
Makna Galungan: Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) DKI Jakarta, Made Sudarta, menjelaskan bahwa momen Galungan adalah waktu untuk memperkuat spiritualitas dan bersyukur atas kemenangan yang telah diraih.
“Galungan adalah momen ketika kita menguatkan Dharma di dalam diri kita. Kita harus selalu mawas diri dan menyadari bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan adalah kemenangan kecil atas nafsu buruk,” ujar Made Sudarta.
Pakaian Adat: Umat Hindu yang hadir mengenakan pakaian adat Bali lengkap, menambah keindahan dan kekhidmatan suasana perayaan di tengah hiruk pikuk kota.
Pesan Kebhinekaan dan Toleransi
Perayaan Galungan di Jakarta ini juga menjadi simbol penting dari Kebhinekaan dan Toleransi beragama di Ibu Kota.
-
Sinergi Antar Umat: Pihak pengelola Pura berkoordinasi erat dengan aparat keamanan (TNI/Polri) dan tokoh agama lain di sekitar Pura untuk memastikan perayaan berjalan aman dan lancar. Hal ini menunjukkan kerukunan antar umat beragama.
-
Peran Tokoh Agama: Tokoh-tokoh agama di Jakarta turut menyampaikan ucapan selamat, menegaskan bahwa perayaan Galungan adalah bagian dari kekayaan budaya dan spiritualitas bangsa Indonesia.
Rangkaian perayaan Galungan akan dilanjutkan dengan Hari Raya Kuningan, yang jatuh sepuluh hari setelah Galungan, menjadi penutup periode penting dalam kalender Pawukon.
